Puncak Peringatan Harganas ke-31, di Sulteng, Ini Fokus BKKBN Bersama Stakeholder lainnya


CAPTION : Sekretaris Utama BKKBN Pusat, Drs. Tavip Agus Rayanto MSi, melalui sambutannya di Harganas ke-31 di Sulteng/F Irwan RR.

PALU. Rekanrakyat, - Dalam memperingati puncak Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) ke-31 Tingkat Provinsi Sulteng, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) serta PKK Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) bekerjasama menggelar kegiatan tersebut.


Acara yang dilaksanakan di salah satu hotel dan dihadiri sejumlah tokoh penting dan para petinggi salah satunya adalah Sekretaris Utama BKKBN Pusat, Drs. Tavip Agus Rayanto MSi, Sekretaris Provinsi Sulteng, Dra, Hj Novalina, serta Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Tenny C. Soriton. 


Tak ketinggalan juga Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Provinsi Sulteng, Tuty Zarfiana, serta tamu undangan lainnya dan para awak media.


Olehnya Tuty Zarfiana selaku ketua panitia memaparkan bahwa tema Harganas tahun ini bertajuk “Sulteng Emas”. Tema itu bertujuan untuk mengingatkan masyarakat Indonesia akan pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan dalam membangun bangsa negara.


“Harganas merupakan perwujudan pentingnya arti keluarga dalam upaya memperkuat ketahanan nasional. Sebagai institusi kecil dalam masyarakat, keluarga menjadi pondasi penting awal pembangunan karakter bangsa,” ucapnya, Rabu, (7/8/2024) pagi.


Guna memeriahkan Harganas tahun ini, panitia menggelar berbagai lomba, antara lain pasar murah, pasar tani, dan beberapa lomba seperti kader bina keluarga balita, menu dahsyat, mewarnai untuk kelompok anak-anak, serta lomba khusus bagi internal.


Sementara itu Sekretaris Utama BKKBN Pusat, Tavif Agus Rayanto, mengungkapkan bahwa pembangunan keluarga diukur melalui indeks pembangunan keluarga yang mencakup tingkat kemandirian, ketentraman, dan kebahagiaan.



"Indeks kemandiriannya masih di angka 51,67 dan perlu ditingkatkan agar masyarakat kita lebih mandiri dan sejahtera. Sementara Indeks ketentramannya di angka 57,45 dan indeks kebahagiaannya sudah 70,64. Berdasarkan data ini, masyarakat di Sulteng yang mungkin sebagian kurang beruntung tetapi menjalani hidup dengan bahagia,” ungkapnya.


Sementara itu Sekprov Novalina, mewakili Gubernur Sulteng, melalui sambutannya mengatakan bahwa persentase kasus stunting di Sulteng masih tinggi, yaitu sebanyak 27,2 persen. 


Banyak masyarakat di Sulteng yang belum memahami dan bisa menangani masalah stunting, atau pengetahuan tentang pengertian stunting umur 10 tahun ke atas sekitar 62,4 persen.


Dari hasil survei kesehatan Indonesia, masyarakat memperoleh informasi tentang stunting dari petugas kesehatan sebesar 45,1 persen, dari media massa 32,3 persen, dan dari keluarga sebesar 9,3 persen.


“Dari catatan tersebut, untuk melakukan sosialisasi maupun promosi penanggulangan stunting, bersama kita harus mendorong penggunaan media massa yang telah memberikan informasi sebesar 32,3 persen,” pungkas Novalina.


Sementara itu agenda tersebut juga dirangkaikan dengan peluncuran komunikasi Tahun 2024 kemudian dilanjutkan penyerahan hadiah kepada para juara lomba dalam puncak rangkaian Harganas ke-31 yang jatuh pada hari Rabu, 7 Agustus 2024. (Irwan/Ibra).