Bukan semata karena aksi massa, namun karena kehadiran langsung Bupati Morowali yang turun tangan memfasilitasi pertemuan antara warga dan pihak perusahaan.
Kepala Desa Tondo, Iwan Mbawi, menjelaskan bahwa terdapat sembilan poin tuntutan warga yang ditujukan kepada pihak PT Bumi Trikarya Investindo Global (BTIG).
Poin paling krusial adalah desakan warga agar perusahaan transparan serta bertanggung jawab terhadap aktivitas operasionalnya selama ini.
"Selama ini, kami menilai perusahaan terkesan menutup mata terhadap kondisi lingkungan dan hak-hak dasar warga. Prinsipnya, setiap perusahaan yang menjalankan proyek harus mengedepankan kebutuhan masyarakat di lokasi kegiatan mereka," ujar Kades Iwan.
Ia menambahkan, dengan kehadiran Bupati Morowali, warga merasa mendapat ruang untuk menyampaikan aspirasi secara terbuka.
"Bupati berjanji akan mempertemukan warga dengan pihak perusahaan. Kami siap blak-blakan menyampaikan apa saja yang menjadi tuntutan masyarakat. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati yang telah turun langsung mendengar keluhan warga," katanya.
Iwan juga menyoroti kurangnya transparansi terkait dana CSR dan bentuk kompensasi lainnya yang seharusnya menjadi hak warga. Namun demikian, sejak kedatangan Bupati saat aksi berlangsung, situasi di Bungku Barat berangsur kondusif.
Hal ini turut dibenarkan Kapolsek Bungku Barat, Iptu Ashar Zainudin, S.Psi., M.H. Saat ditemui, ia menyampaikan bahwa kondisi di Desa Tondo, area operasional PT BTIG, kini dalam keadaan aman dan terkendali.
"Pasca unjuk rasa, suasana di lingkungan masyarakat Bungku Barat kondusif. Polsek Bungku Barat terus siaga melakukan patroli dan pengamanan sesuai instruksi dari Kapolres Morowali," ujarnya.
Kapolsek juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi, demi menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.
"Kami harap warga yang sempat ikut aksi tetap menjaga suasana kondusif. Mari ciptakan harmonisasi dan kerukunan agar aktivitas masyarakat berjalan lancar," pungkasnya.(Darman)